Oleh. Ach. Fauzi Pratama
Ideologi dan
dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Yang mana kopsepsi ini terdiri dari
lima sila. Kelima sila tersebut adalah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Barang kali anda akan bertanya kenapa pada
sila kedua, keempat dan kelima dicetak miring dan tebal, apa sebenarnya dibalik itu?
Pada bulan juni 1945, 67 tahun yang lalu
Indonesia menetaskan suatu konsepsi dasar yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia, yaitu lahirnya pancasila. Kita telah mengetahui bahwa pancasila
adalah suatu anugerah dari Tuhan yang Maha bijaksana serta adil, dan sila-sila
yang ada di dalamnya juga mengalami perubahan-perubahan dari pemikiran para
leluhur rakyat Indonesia. Sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai, Indonesia
mengadakan siding pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam
sidang pertama tersebut yang menjadi pokok bahasan adalah khusus mengenai
ataupun berkaitan dengan calon dasar dan ideologi untuk kemerdekaan Negara
Indonesia. Pada sidang pertama itu, banyak dari anggota yang berbicara dan
mengeluarkan pendapat mereka masing-masing, dua diantaranya adalah Muhammad
Yamin dan Soekarno, yang masing-masing dari mereka mengusulkan calon dasar dan
ideologi untuk Indonesia merdeka. Dan pada akhirnya pancasila sebagai dasar dan
ideology Negara Indonesia.
Jika dilihat dari perkembangannya,
pancasila memiliki resi-resi sejarah yang sangat panjang dengan berbagai macam
ujian dan cobaan, yang mana hal ini telah banyak dialami oleh leluhur bangsa
Indonesia, misalnya; penindasan, perlawanan secara fisik atau kekerasan-kekerasan
dari peristiwa Moso di Madium 1948, Islam radikal Kartosuwiryo 1949 – 1963, pemberontakan-pemberontakan,
perlawanan ideologis oleh belanda yang ingin membentuk RIS (Republik Indonesia
Serikat) 1949, penyelewengan-penyelewengan yang sama sekali tidak normatif dan
menigkatnya jumlah koruptor.
Penuh dengan Tantangan dan Penyelewengan
Meskipun
Pancasila sebagai dasar dan ideologi terbuka bagi Indonesia, ternyata masih
banyak hal yang menjadi tantangan pada era sekarang ini. Seolah-olah konsepsi
tersebut sama sekali tidak berlabuh dengan baik dan banyak dari antek-antek
pengelola Negara yang menghianati konsepsi tersebut. Menurut penulis apabila
konsepsi tersebut tidak dirawat, tidak diaplikasikan dengan baik, tidak diasah
dengan hati nurani yang murni dan hanya dijadikan slogan di kantor para
penguasa, maka Indonesia ke depan akan megalami kehancuran. Ada yang lebih
konyol tentang keadaan Indonesian akhir-akhir ini yaitu; banyaknya
tindakan-tindakan yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan Pancasila, padahal
kita menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar dan ideologi bagi Negara Indonesia. Untuk itu harus harus diaplikasikan dengan
sungguh-sungguh dan rasa adil serta kesejahteraan terhadap sesame sehingga
nantinya saling menjaga keseimbangan antara hak asasi manusia dan kewajiban
asasi manusia serta mengahargai hak-hak orang lain. Dalam hal ini pancasila
merupakan wadah dari konsepsi yang dapat memberikan nilai-nilai positif, jika
dianut dengan hati nurani oleh bangsa Indonesia maka kedepan Indonesia akan
mengalami kemajuan dan kedikjayaan yang tak ternilai harganya, karena ayat-ayat
yang terkandung di dalamnya itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang
positif sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan hal-hal yang bertentangan
tentunya akan ditolak oleh pancasila sendiri. Misalnya; banyak dari kalangan
pemerintah RI yang memangsa uang rakyat, tidak seimbangnya HAM (hak asasi
manusia) dan KAM (kewajiban asasi manusia), banyaknya pengangguran, menjadi
calon pelacur di lembaga legislative dan lain sebagainya. Apa sebenarnya yang
menimpa Negara kita? Apakah Negara kita sudah melahap ideologi barat? Jawablah
dengan hati nurani murni kita.
Situasi Negara kita
akhir-akhir ini berada dalam persoalan yang menyakitkan, seakan-akan bangsa
Indonesia tidak memiliki dasar dan ideologi. Konsepsi para leluhur kita
tersebut seolah-olah tidak menjadi dasar ataupun ideologi bagi Negara Indonesia
atau hanya sebatas angin lewat saja, karena para pengelola Negara ini sudah
lenyap dan jauh dari harapan bangsa Indonesia. Maka dapat diduga dengan seksama
bahwa Negara Indonesia sedang dilanda bencana besar yaitu Generasi masa depan
bangsa saat ini hanya sibuk dengan memakai anting-anting, kalung dan gelang
serta pakai bedak seolah-olah generasi kita saat ini menyerah dalam hidup
kewanitaan, apakah ini adalah suatu bukti dasar bahwa generasi Indonesia
termasuk generasi yang feminim?, berfoya-foya dengan merapat ke diskotik,
banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh mereka yang mengaku pejabat atau
wakil rayat, jual beli hokum, banyaknya pemuda-pemudi yang terseret dalam
pergaulan sek bebas bahkan penulis pernah membaca di media massa bahwa ada
sebagian dari kita yang terselimut dalam arisan sek bebas. Tidak hanya itu,
krisisnya pemimpin dan generasi muda
ataupun tua yang betul-betul berkhidmah dalam kemajuan serta kecanggihan
memimpin bangsa ini. Tidak hanya dari kalangan pemerintah akan tetapi terjadi
pada orang tua seperti dalam pencarian nafkah dalam sehari-hari, lemahnya
menjaga anak didik sehingga terjalin dalam pengolahan seks bebas, penegakan
iman dan sebagainya. Apakah
kita masih akan menganggap bahwa pansila sebagai dasar dan ideology bagi NKRI?.
Tumbuhkan Rasa Kesadaran
Maka untuk itu mari kita
teguhkan kehidupan yang dominan dengan tetap berdasarkan pancasila dan mengahargai
kedudukan manusia baik dari kalangan kaum bawahan ataupun kaum kapitalis.
Sila-sila pancasila jangan hanya dihafalkan saja dalam otak jernih kita akan
tetapi diakarkan dalam hidup berbangsa dengan sikap yang murni yang berwawasan
dalam dimensi penghayatan dan memberika kebanggaan. Kapan? Jika kita masih
merasa rakyat dan pejabat NKRI jangan sampai menunggu karena hal ini sudah
menjadi tugas dan kewajiban di bumi Indonesia. Sebenarnya pada konsepsi ini
yang paling penting adalah memperteguh iman dan taqwa, menjaga ukhuwah
islamiyah, bekerja sama dalam membangun kesejahteraan bangsa dan memberikan
rasa adil pada setiap individu di negeri yang selalu berkembang ini. Semoga
pancasila tidak hanya menjadi dasar ataupun ideologi akan tetapi menjadi
penolong bagi bangsa Indonesia dan pancasila tetap hidup begitu juga dengan
sila-sila yang ada didalamnya semoga tidak diselimuti oleh rasa kaku dan beku,
atapun hanya menjadi slogan-slogan di kantor para penguasa.
0 comments:
Post a Comment